PAUD Pentingkah?

SRB 2 Desember 2009
Perkembangan PAUD pada dewasa ini memang cukup pesat jika dibandingkan dengan kondisi lima atau sepuluh tahun yang lalu. Menurut berbagai sumber bahwa usia 0 – 4 tahun merupakan usia emas bagi pertumbuhan anak sehingga usia ini tidak boleh disia siakan. Hal ini terungkap dalam sebuah dialog yang diselenggarakan oleh forum rakyat boyolali dan Kompip Boyolali di ruang garuda setda boyolali kemarin. Tumbuh suburnya lembaga PAUD di Boyolali menurut Titin Sulistyowati merupakan tuntutan kebutuhan pendidikan dari masyarakat. “kalau dulu anak hanya sekolah mulai SD kemudian ditambah TK, maka sekarang ada PAUD, ini merupakan tuntutan yang tidak bisa dihindarkan” kata titin mengawali diskusi.

Dialog yang dihadiri oleh beberapa pegiat PAUD, LSM dan Dinas ini mendatangkan dua narasumber yaitu ketua HIMPAUDI Jateng Dedi andrianto dan Hartono dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupateb Boyolali.

Deddy menyampaikan bahwa Membangun anak-anak ibarat membangun pondasi yang ada dibawah tertutup penting tapi tidak kelihatan. “Karena tidak kelihatan kadang pemerintah tidak paham. SD ibarat tiang penyangga, dinding di SMP dan atap Di SMA. Kita sering lupa membangun atap.” Tutur deddy. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa hidup dan matinya pendidikan tergantung juga kerja keras smua pihak.

Menurut pak Hartono dari Disdikpora bahwa masa emas perkembangan merupakan dasar penguatan otak pemimpin yg berkompetensi tinggi. Untuknya Boyolali juga sudah melakukan beberapa aktfitas mendukung PAUD “ kita juga sudah melakukan serangkain kegiatan untuk mendukung perkembangan PAUD, tetapi karena anggaran terbatas maka tidak semua bisa dilayani” ungkapnya. “Pemerintah Daerah sangat mengucapkan banyak terima kasih atas kerelawanan dari para pengelola PAUD, dan kalau nanti anggaran 20% pendidikan terealisasi maka sangat dimungkinkan PAUD juga akan diperhatikan lebih serius” imbuhnya.

Kemandirian
Deddy justru tidak sepakat kalau semua kemudian bergantung pada anggaran, “kalau semua tergantung anggaran Pemerintah maka PAUD akan behenti, mari kita optimalkan semua potensi yang ada untuk perkembangan PAUD” tegasnya kepada peserta. Dia mencontohkan di Klaten bahwa PAUD bisa didukung oleh PNPM, atau bahkan dengan peluang CSR –coorporate social responsibility- PAUD bisa dijalankan. “jangan dilupakan bahwa disekeliling kita juga banyak warga yang memiliki kepedulian tetapi belum kita sapa, mereka bisa kok mendukung kita” sambungnya.

Menyambut yang disampaikan deddy, Guritno dari Dewan Pendidikan menyampaikan bahwa besar dan kecilnya anggaran kadang tidak sebanding dengan out put yang dihasilkan. “kalau tidak ada perencaaan yang matang belum tentu anggaran yang banyak belum tentu berkorelasi positif” terangnya. Lebih lanjut dia mengatakan perlu ada visi yang jelas untuk memajukan PAUD. tn

2 Responses to PAUD Pentingkah?

  1. informasi mohon senantiasa di update biar masyarakat bisa menikmati perkembangan di belahan kampung boyolali tercinta..
    salam, semoga FORABI makin amanah..

  2. Titin berkata:

    Mohon maaf Pak deddy bukan ketua tapi sekretaris himpaudi jateng

Tinggalkan Balasan ke SAKTIAWAN SINAGA BANJARAN Batalkan balasan